Saat mau bikin website, kamu perlu punya HTTP webserver buat ngeladenin halaman-halaman pas ada yang minta lewat browser. Tapi, server HTTP mana yang cocok buat aplikasi web Node JS kamu, dan sebaiknya pilih yang ringan atau enggak?

Di artikel ini, kita akan coba jawabin pertanyaan itu dengan ngejelasin apa itu server HTTP, dan kasih daftar 7 server HTTP Node JS yang paling oke menurutku.

Penjelasan Javascript Backend Framework (Server HTTP)

Singkatnya: Server HTTP diciptakan untuk web dan menunggu permintaan dari browser yang dapat diterjemahkan menjadi tindakan seperti menampilkan halaman atau mengirim data.

Saat kamu mengunggah website ke perusahaan hosting, kamu tidak selalu memerlukan server HTTP atau reverse proxy untuk melayani konten statis di website kamu. Kamu bisa, misalnya, menggunakan rute seperti /index.html yang kemudian akan menampilkan file index.html. Pendekatan ini adalah cara lama, tetapi sekarang kita menggunakan yang disebut server HTTP untuk menangani permintaan ini.

Ketika kamu di website mengakses “/”, ada server web HTTP di belakangnya yang memeriksa bahwa saat kamu meminta melihat “/”, maka seharusnya mengembalikan halaman indeks.

Ini berfungsi dengan cara yang sama untuk rute seperti “/blog”, tetapi di sini server akan meminta database untuk semua posting blog sebelum mengirimkan halaman blog ke kamu. Jadi, pada dasarnya server HTTP memungkinkan kita melakukan tugas tambahan saat menampilkan halaman HTML, seperti mendapatkan posting blog atau mencatat kunjungan. Jika kita tidak menggunakan server HTTP, akan sulit berinteraksi dengan database dan menjalankan fungsi di balik layar.

Macam-macam Javascript Backend Framework

Biar lebih mudah buat kamu memutuskan framework server web Node JS HTTP mana yang cocok buat kamu, kami sudah buat daftar di bawah ini. Daftar ini berisi lima server HTTP yang ringan, gampang buat dimulai, dan gampang digunakan.

1. KoaJS

Koa.js adalah framework web untuk Node.js yang dipakai buat membangun aplikasi dengan cara yang ringan dan elegan. Intinya, Koa.js itu mirip kayak asisten simpel buat ngurusin permintaan HTTP dan responsnya.

Kelebihan Koa.js:

  • Ringan dan Minimalis: Koa.js punya ukuran yang kecil dan gak banyak fitur yang redundan. Jadi, nggak bikin ribet dan lebih cepat buat dipahami.
  • Middleware yang Power: Koa.js punya sistem middleware yang powerful, jadi kamu bisa atur proses permintaan HTTP dengan lebih fleksibel.
  • Async/Await: Koa.js mendukung async/await, yang artinya kodenya bisa jadi lebih rapi dan gampang dipahami, terutama saat bikin kode yang melibatkan operasi non-blocking.

Kekurangan Koa.js:

  • Belum Terlalu Populer: Koa.js belum sepopuler beberapa framework lain, jadi bisa aja kurangnya dukungan dan sumber daya dari komunitas.
  • Dokumentasi Agak Rumit: Dokumentasi Koa.js kadang-kadang bisa bikin pusing, terutama buat yang masih baru belajar. Jadi, mungkin butuh lebih banyak waktu buat pahamin cara penggunaannya.

Jadi, kalau kamu suka kerangka kerja yang simpel dan nggak ribet, Koa.js bisa jadi pilihan yang bagus. Tapi, kalau kamu lebih nyaman sama yang udah populer dan banyak dukungan komunitas, mungkin perlu pertimbangan lebih lanjut.

2. ExpressJS

Express.js adalah framework web untuk Node.js yang sering dipakai buat bikin aplikasi web. Ini tuh kayak alat bantu buat nyusun dan ngatur bagian-bagian di dalam web app. Nah, berikut penjelasan, kelebihan, dan kekurangan dari Express.js:

Express.js itu kaya mesin pengatur lalu lintas buat aplikasi web kamu di atas Node.js. Dia bantuin atur gimana request dan response di-handle, jadi kamu bisa fokus pada bikin fitur tanpa ribet sama teknis dasarnya.

Kelebihan:

  1. Ringan dan Cepat: Express.js itu simpel dan gak ribet, jadi dia cepet buat dimengerti dan diimplementasikan.
  2. Fleksibel: Kamu bisa pake banyak modul tambahan dan struktur aplikasi yang sesuai sama kebutuhan proyek kamu.
  3. Populer: Banyak programmer yang suka pake Express.js, jadi banyak tutorial dan sumber daya yang bisa kamu temuin.

Kekurangan:

  1. Terlalu Minimalis: Buat proyek yang besar atau kompleks, kamu mungkin perlu nambahin beberapa fitur sendiri atau pake modul tambahan.
  2. Routing Kurang Terstruktur: kalau aplikasi kamu tumbuh, struktur routing di Express.js bisa jadi kurang teratur dan susah diatur.

Jadi, Express.js bagus buat proyek kecil sampai menengah yang butuh solusi cepat dan simpel. Tapi, kalau proyeknya makin gede, kamu mungkin perlu pertimbangin kelebihan dan kekurangan ini.

3. FeatherJS

FeathersJS adalah framework untuk membuat aplikasi web menggunakan Node.js dan JavaScript. Ini punya beberapa kelebihan dan kekurangan yang bisa dipertimbangkan.

Kelebihan:

  1. Ringan dan Cepat: FeathersJS dirancang untuk menjadi ringan dan cepat, memungkinkan aplikasi berjalan dengan performa yang baik.
  2. Mudah Dipelajari: Cocok untuk pemula karena dokumentasinya yang baik dan mudah dipahami.
  3. Real-Time: Mendukung fitur real-time, memungkinkan pengembang untuk membuat aplikasi yang responsif dan dinamis.
  4. Modularitas: Struktur modular mempermudah pengembangan dan pemeliharaan kode.

Kekurangan:

  1. Komunitas yang Lebih Kecil: Dibandingkan dengan beberapa framework lain, FeathersJS mungkin memiliki komunitas yang lebih kecil.
  2. Kurangnya Beberapa Fitur Bawaan: Beberapa fitur bawaan yang mungkin ada di framework lain mungkin perlu diimplementasikan secara manual di FeathersJS.

Secara keseluruhan, FeathersJS adalah pilihan yang baik jika kamu mencari framework yang ringan, cepat, dan mudah dipelajari, terutama untuk proyek-proyek kecil hingga menengah. Namun, sebaiknya pertimbangkan kebutuhan spesifik proyek kamu sebelum memilihnya.

4. H3 HTTP Server

H3 adalah sebuah framework server HTTP untuk Node JS yang bisa kamu cek di https://github.com/unjs/h3. Nah, sekarang kita bahas nih kelebihan dan kekurangannya.

Kelebihan:

  1. Ringan dan Cepat: H3 tuh ringan banget dan ngebut, cocok buat aplikasi web yang pengen responsif.
  2. Gampang Dimulai: Buat pemula, H3 ini gampang banget buat dimulai. Enggak ribet deh.
  3. Dokumentasi Jelas: Ada dokumentasi yang jelas di GitHub-nya, jadi bisa dipahami dengan mudah.

Kekurangan:

  1. Komunitas Kecil: Sayangnya, komunitasnya belum sebesar framework lain, jadi mungkin agak kurang banyak dukungan dari komunitas.
  2. Fitur Terbatas: Ada beberapa fitur yang masih terbatas dibandingkan dengan beberapa framework lain yang lebih established.

Jadi, intinya H3 ini oke buat yang suka yang simpel-simpel aja dan enggak butuh fitur yang rumit. Tapi, kalau kamu cari yang udah punya komunitas gede, mungkin perlu cek framework lain aja deh.

5. MeteorJS

Meteor adalah platform pengembangan web yang menyatukan backend dan frontend, membuatnya lebih mudah bagi pengembang untuk membuat aplikasi web secara cepat. Kelebihannya terletak pada kemampuannya untuk menyediakan real-time updates secara otomatis, artinya perubahan data langsung terlihat di aplikasi tanpa perlu me-refresh halaman.

Kelebihan Meteor:

  1. Real-Time Updates: Meteor memberikan kemampuan untuk mengupdate data secara real-time tanpa perlu tindakan refresh manual, memberikan pengalaman pengguna yang lebih dinamis.
  2. Full Stack Integration: Meteor mengintegrasikan backend dan frontend secara bersamaan, memudahkan pengembangan dan mempercepat waktu pengembangan.
  3. Paket Atmosfer: Meteor menyediakan paket-paket Atmosfer yang memungkinkan pengembang menambahkan fungsionalitas dengan mudah.

Kekurangan Meteor:

  1. Ukuran File: Meteor dapat menghasilkan file yang cukup besar, terutama untuk aplikasi yang lebih besar, yang dapat mempengaruhi waktu pemuatan aplikasi.
  2. Ketergantungan Penuh pada Meteor Ecosystem: Penggunaan Meteor mungkin terasa kurang fleksibel karena lebih tergantung pada ekosistem Meteor, membuatnya kurang cocok untuk integrasi dengan beberapa teknologi atau alat eksternal.

Secara keseluruhan, Meteor cocok untuk proyek-proyek yang memerlukan pengembangan cepat dan aplikasi real-time, tetapi mungkin bukan pilihan terbaik untuk semua jenis proyek web.

6. Fastify

Fastify adalah framework server web Node.js yang fokus pada kinerja yang cepat. Kelebihannya adalah Fastify dirancang untuk menjadi ringan dan efisien, sehingga bisa memproses permintaan dengan cepat. Ini cocok buat proyek-proyek yang butuh kinerja tinggi.

Kelebihan lainnya, Fastify punya dokumentasi yang baik dan mudah dimengerti. Jadi, buat yang baru belajar atau yang udah berpengalaman, gampang banget buat memahami cara menggunakannya.

Tapi, ada juga kekurangannya. Fastify bisa terasa kurang fleksibel dibanding beberapa framework lainnya. Jadi, buat yang butuh sesuatu yang super customizable, mungkin Fastify kurang sesuai. Selain itu, karena fokus pada kinerja, fitur bawaannya mungkin lebih sedikit dibandingkan dengan beberapa framework lain yang lebih besar.

Jadi, intinya, kalau kamu butuh server web yang cepat dan gampang dimengerti, Fastify bisa jadi pilihan yang bagus. Tapi, kalau kamu butuh sesuatu yang super fleksibel dan punya banyak fitur, mungkin ada opsi lain yang lebih cocok.

7. Hapi

Hapi adalah framework server web Node.js yang dirancang untuk memudahkan pembuatan aplikasi web. Kelebihan Hapi ini adalah dia punya struktur yang jelas dan dokumentasi yang lengkap, jadi kalau kamu baru mulai atau udah berpengalaman, gampang banget buat ngertiin cara pakainya.

Satu hal bagus tentang Hapi adalah fleksibilitasnya. Kamu bisa pakai Hapi buat proyek kecil atau besar, dan dia punya banyak fitur bawaan yang bisa kamu manfaatin. Selain itu, Hapi punya sistem validasi yang kuat buat memastikan data yang masuk sesuai.

Tapi, ada juga kekurangannya. Beberapa orang bisa ngerasa kalau Hapi punya kurva belajar yang agak curam, jadi mungkin butuh sedikit waktu buat bener-bener paham. Selain itu, dibandingkan beberapa framework lain, Hapi bisa terasa agak berat karena fitur-fitur bawaannya yang banyak.

Jadi, kalau kamu suka struktur yang jelas, dokumentasi lengkap, dan butuh sesuatu yang fleksibel buat proyekmu, Hapi bisa jadi pilihan yang baik. Tapi, kalau kamu mau yang lebih simpel atau yang cepet buat dipelajari, mungkin ada opsi lain yang lebih pas.

Penutup

Sudah selesai untuk daftar ini, meski tidak semua server http yang ada di nodejs dimasukkan. Semuanya juga memiliki kelibihan serta kekurangannya masing-masing. Jadi, kamu bisa memilih di antara banyaknya server http yang sesuai dengan proyekmu.

Setelah membacanya, framework mana yang kira-kira kamu pilih?

Kredit: Image by natanaelginting on Freepik

Apa itu Javascript Framework?

Javascript Framework adalah kumpulan kode JavaScript yang sudah ditulis sebelumnya yang digunakan pengembang untuk membangun aplikasi web. Framework ini dirancang untuk menyederhanakan tugas-tugas umum dan menyediakan struktur untuk kode yang digunakan. Framework sering kali dilengkapi dengan fungsi dan pustaka yang sudah jadi, sehingga menghemat waktu dan tenaga pengembang.

Apa itu Javascript Backend Framework?

JavaScript backend framework adalah alat atau seperangkat alat khusus yang dibangun di atas Node.js (atau lingkungan runtime JavaScript sisi server lainnya) untuk menyederhanakan proses pembuatan backend aplikasi web.

Kenapa menggunakan Javascript Backend Framework?

Menggunakan Javascript Backend Framework dapat menguntungkan bagi pemula karena bahasanya seragam, kurva pembelajaran yang lebih mudah, komunitas pengembang yang besar, serta banyaknya library dan paket yang tersedia. Selain itu, pemilihan framework ini juga membuka kesempatan kerja dan memungkinkan pembuatan prototipe yang cepat.

About the Author

Dzul Qurnain

Suka nonton Anime, ngoding dan bagi-bagi tips kalau tahu.. Oh iya, suka baca ( tapi yang menarik menurutku aja)...

View All Articles